T : Saya Kepala Rumah Tangga dengan 4 tanggungan (2
anak, istri dan ibu saya), berapa uang pertanggungan (santunan) yang harus saya
siapkan, sehingga jika sewaktu-waktu saya
meninggal, keluarga saya, anak-anak saya tetap bisa melanjutkan hidup tanpa
memikirkan biaya? DY – Solo.
Analisa Kebutuhan
Asuransi
ebelum membeli produk
asuransi jiwa, masih ada pekerjaan yang harus Anda lakukan yakni menghitung
uang pertanggungan (UP) atau Santunan Meninggal yang ingin Anda “wariskan”
sebagai pengganti nafkah.
Ada beragam metode penghitungan uang pertanggungan. Masing-masing metode akan menghasilkan angka yang berbeda pula. Para perencana keuangan menekankan, pemilihan metode harus disesuaikan dengan tujuan finansial serta kemampuan. Sebab, besaran UP akan mempengaruhi nilai premi yang mesti Anda bayarkan dalam kurun waktu tertentu.
Tentu, penentu besaran premi bukan hanya UP. Ada faktor lain yang berperan, seperti profil pemegang polis dan underwriting perusahaan asuransi. Underwriting adalah proses perusahaan asuransi jiwa memutuskan apakah akan menerbitkan polis yang diminta calon nasabah atau tidak. Dalam hal ini, perusahaan asuransi juga akan memutuskan syarat dan kondisi apa yang diberlakukan serta berapa besar tingkat premi yang dikenakan.
Berikut ini beberapa ulasan metode penghitungan UP yang mungkin bisa Anda pertimbangkan.
Human Live Value (HLV)
Ada beragam metode penghitungan uang pertanggungan. Masing-masing metode akan menghasilkan angka yang berbeda pula. Para perencana keuangan menekankan, pemilihan metode harus disesuaikan dengan tujuan finansial serta kemampuan. Sebab, besaran UP akan mempengaruhi nilai premi yang mesti Anda bayarkan dalam kurun waktu tertentu.
Tentu, penentu besaran premi bukan hanya UP. Ada faktor lain yang berperan, seperti profil pemegang polis dan underwriting perusahaan asuransi. Underwriting adalah proses perusahaan asuransi jiwa memutuskan apakah akan menerbitkan polis yang diminta calon nasabah atau tidak. Dalam hal ini, perusahaan asuransi juga akan memutuskan syarat dan kondisi apa yang diberlakukan serta berapa besar tingkat premi yang dikenakan.
Berikut ini beberapa ulasan metode penghitungan UP yang mungkin bisa Anda pertimbangkan.
Human Live Value (HLV)
Memperhitungkan nilai kehidupan dari seseorang dimana ada orang lain
yang bergantung kehidupannya dari penghasilan yang didapatkan oleh orang
tersebut. Biasanya : Kepala rumah tangga, eksekutif di perusahaan.
Misal, pendapatan A
sebulan Rp 10 juta. Usia A saat ini 35 tahun dan ingin pensiun di usia 55.
Jadi, masa produktifnya 20 tahun lagi, maka UP A = Rp 10 juta x 12 (bulan) x 20
(tahun), hasilnya Rp 2,4 miliar. Jika A meninggal dan nilai konsumsi keluarga
setiap bulannya sebesar Rp 10 juta, uang pertanggungan baru akan habis 20 tahun
kemudian. Metode ini bisa menjadi alternatif
untuk Anda yang segera memasuki masa pensiun.
Income Based Value (IBV)
Income Based Value (IBV)
Metode Income Based Value (IBV) memperhitungkan nilai kebutuhan bulanan dari seseorang yang bergantung terhadap penghasilan dari orang lain, yang apabila nilai tersebut di investasikan kedalam investasi bebas/minim resiko (risk free rate) akan memberikan pendapatan yang sama besar.
Masih dengan asumsi
yang sama seperti sebelumnya maka untuk menghasilkan Rp 10 juta per bulan
dengan bunga (risk free rate) sebesar 0,73%, dibutuhkan sekitar 1,4
Milyar Uang pertanggungan
Survival Based Value (SBV)
Metode Survival Based Value (SBV) memperhitungkan kebutuhan-kebutuhan keluarga setelah tertanggung (pencari nafkah) meninggal. Jadi menghitungnya bukan dari pendapatan tapi dari berapa besar kebutuhan keluarga yang ditinggalkan? Karena pengeluaran pribadi tertanggung, sudah tidak ada lagi, cicilan yang atas nama tertanggung otomatis akan lunas (jika di cover asuransi), KPR misalnya.
Cara menghitungnya
dengan menjumlahkan pengeluaran keluarga yang ditinggalkan (Total pengeluaran
Keluarga di kurangi pengeluaran pribadi tertanggung dan cicilan yang lunas jika
tertanggung meninggal), ditambah kebutuhan dana darurat (lihat di rubrik ini
edisi sebelumnya, 29 Juni 2013), dana pendidikan anak-anak, utang, dan kebutuhan
lainnya jika memang ada. Hasilnya kemudian dikurangi aset lancar yang dimiliki.
Metode ini cocok jika
seseorang ingin memastikan dengan persis kebutuhan keluarga sepeninggal si
tulang punggung tersebut. Hanya, metode ini membutuhkan perhitungan lebih teliti
dan telaten tentunya, atau Anda bisa minta bantuan Tim Perencana Keuangan kami untuk
menghitungkannya.
Setelah tahu cara menghitung UP, kini, saatnya Anda membandingkan produk asuransi yang menawarkan premi paling mini dengan UP yang sama. Nah, Selamat melakukan Survei.
Setelah tahu cara menghitung UP, kini, saatnya Anda membandingkan produk asuransi yang menawarkan premi paling mini dengan UP yang sama. Nah, Selamat melakukan Survei.
Untuk Perencanaan Asuransi, Perencanaan Pendidikan,
Perencanaan Pensiun dan Check Up Keuangan,
silahkan hubungi “ShiFinClic” Mudah, Nyaman, Profesional, di @ilarahman (twitter), ila.abdulrahman
(facebook), ila.abdulrahman@gmail.com.
Tulisa ini telah di muat di harian joglosemar ww.joglosemar.co tgl 06 Juli 2013.
Artikel Terkait :
Salah Kaprah Profesi Agen Asuransi
Pandangan Islam Terhadap Asuransi
Perbedaan Asuransi Konvensional dan Asuransi Syariah Takaful
Akad Asuransi Syariah
Pandangan Islam Terhadap Asuransi
Perbedaan Asuransi Konvensional dan Asuransi Syariah Takaful
Akad Asuransi Syariah