Jamaah haji embarKomisi VIII DPR melakukan efisiensi terhadap ongkos haji pada tahun 2016. Walaupun terjadi penurunan biaya sebesar USD 132, menjadi USD 2.585 atau sebesar Rp 34.641.340 dengan kurs Rp 13.400 per USD, bukan berarti pelayanan menurun.
Ketua Komisi VIII DPR Saleh Partaonan Daulay menegaskan, peningkatan kualitas fasilitas haji tetap dilakukan walaupun ada efisiensi ongkos haji. Perbaikan pelayanan pertama adalah menambah jumlah makan dari 15 kali menjadi 24 kali di Mekkah.
"Pedagang Indonesia yang berada di pinggir jalan itu sudah tidak boleh maka kesulitan jemaah haji kita memang tidak diberi makan dari katering itu. Maka kita meningkatkan pemberian makan di Mekkah, dari 15 kali menjadi 25 kali dengan katering cita rasa Indonesia," katanya di Gedung DPR, Jakarta, Sabtu (30/4).
Kemudian, jangkauan bus shalawat juga akan ditingkatkan. Jika tahun lalu cakupannya hanya 80 persen jemaah, maka tahun ini akan ditingkatkan menjadi 91 persen. Selain itu, jarak yang dicover juga berubah. Dengan harapan dapat memberikan pelayanan terbaik pada jemaah.
"Sekarang kalau jaraknya 1,5 km saja dari masjid harus diberikan bus shalawat. Kalau dulu jaraknya masih 2 km harus jalan kaki. Karena enggak disediakan bus. Tahun ini seiring dengan peningkatan coverage tadi tahun ini kalau 1,5 km harus disediakan," jelas politisi PKB ini.
Setelah itu, DPR juga akan kembali menambah jumlah manasik haji. Tahun lalu manasik dilakukan sebanyak 6 kali, sedangkan tahun ini ditingkatkan menjadi 8 kali. Di mana dua kali dilakukan di Kantor Kementerian Agama dan enam kali di Kantor Urusan Agama.
"Dan diprioritaskan di pelosok-pelosok daerah bukan di kota besar. Kalau di kota besar, kami berasumsi, banyak KBIH yang bisa memberikan pendidikan. Kalau di daerah terpencil sulit mendapatkan KBIH," tuturnya.
Penginapan yang akan diberikan untuk jemaah haji juga harus sesuai standar. Saat di Madinah, jemaah harus mendapatkan hotel di kawasan Markasia. Sehingga mereka tidak terlalu jauh dari Masjid Dil Haram. Bahkan saat di Mekkah, jemaah harus mendapatkan minimal hotel bintang tiga.
Dari sisi keamanan jemaah juga tak luput dari perhatian. Setelah kejadian Mina dan crain roboh, pengamanan perlu ditingkatkan. Pengiriman petugas dari TNI Polri pada tahun lalu hanya diberangkatkan sebanyak 50 orang, pada tahun ini dinaikan menjadi 75 orang.
"Kemudian, komisi VIII dan pemerintah sepakat untuk melibatkan duta besar Indonesia untuk Kerajaan Saudi terlibat secara aktif dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dan sudah kita panggil dubesnya dan kita sandingkan dengan menteri agama dan mereka sepakat untuk sama-sama terlibat," katanya.
Berikutnya peningkatan kualitas bus antar kota. Mengingat tahun lalu sempat terjadi kemogokan untuk bus pengantar jemaah ini. "Kualitasnya sudah dinaikan, karena sudah diupgrade. Dengan bus baru, komposisinya keluaran terbaru. Kalau ada yang melanggar kita sampaikan pada komisi VIII," tegasnya.
Saleh menambahkan, tahun ini udara di Arafah kemungkinan akan lebih panas, bisa mencapai 45 derajat. Untuk itu pemerintah diharapkan menyediakan kipas angin agar seluruh jemaah merasa nyaman saat beribadah.
"Kami meminta kepada pemerintah bukan cuman water cooler, karena radiusnya hanya menyentuh 5-10 orang. Kita menginginkan semua jemaah juga kena. Kami minta pemerintah juga menyediakan kipas air untuk semua. Sehingga jemaah bisa beribadah lebih kusyuk," tutupnya.
(mdk/noe).
© 2016 Merdeka.com