Jakarta: Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan tingkat inklusif di negara Singapura mencapai 96 persen, Malaysia 81 persen, sementara Thailand 78 persen jika dibandingkan Indonesia yang hanya 21,84 persen.
Dengan masih rendahnya tingkat literasi keuangan ini, lanjut Jokowi, menyebabkan rendahnya tingkat inklusif keuangan. Oleh sebab itu, Presiden mengatakan bahwa literasi keuangan di masyarakat harus diimbangi dengan beberapa langkah-langkah terobosan.
"Misalnya perluasan jangkauan pelayanan perbankan dan lembaga keuangan formal dengan memperhatikan karakteristik geografi Indonesia sebagai negara kepulauan," kata Presiden, didampingi oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla saat memimpin Rapat Terbatas di Kantor Presiden, Istana Negara, seperti dikutip dari laman Setkab, Selasa (26/4/2016).
Oleh karena itu, Jokowi meminta Menko Perekonomian Darmin Nasution segera menindaklanjuti dalam menyelenggarakan terobosan pelayanan seperti Teras Kapal BRI yang tahun lalu telah diluncurkan, peningkatan kapasitas masyarakat terutama yang tadinya dikategorikan tidak layak menjadi layak, dari yang unbankable menjadi bankable dalam memberikan pelayanan keuangan.
Kemudian kebijakan atau peraturan yang mendukung keuangan inklusif, seperti peningkatan akses pelayanan keuangan terutama bagi usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah. Serta, perlindungan konsumen yang menyangkut jaminan rasa aman dalam berinteraksi dengan institusi keuangan dan dalam memanfaatkan produk-produk layanan jasa keuangan.
Sumber :
http://ekonomi.metrotvnews.com/read/2016/04/26/519600/literasi-keuangan-ri-rendah-jokowi-minta-menko-perekonomian-bikin-terobosan