Skip to main content

KULIAH SEKARANG DI KAMPUS SWASTA ATAU NANTI (MUNGKIN) DI NEGERI?


Banyak terjadi di masyarakat Indonesia, umumnya di daerah yang masih menjargonkan “yang penting kuliah di universitas negeri” apapun jurusannya. Dan demi untuk negeri itu, rela menghabiskan waktu bertahun-tahun hingga batas maksimal jatah bisa ikut tes masuk kampus negeri habis. Beruntung jika akhirnya memang lolos, namun jika akhirnya tidak lolos habis waktu, tenaga dan biaya untuk ikut tes masuk kampus negeri . Lalu baiknya bagaimana?

Seandainya manusia dibolehkan mengintip nasib, maka tak perlu hal diatas terjadi, karena sudah mengetahui apakah akan diterima di kampus negeri   atau swasta a yang dapat dilakukan adalah berusaha, berikhtiar. Untuk calon mahasiswa yang sudah terlanjur,  maka ambil kesempatan dan jalani  tes yang msih tersisa. Dalam hal ini apakah memilih kampus swa sta sekarang atau negeri dan mungkin nanti diterima, sebagai orang tua maka perlu merencanakan keduanya, di siapkan, jauh-jauh hari.

Ubah Paradigma, Kampus Negeri Tak Selalu Yang Terbaik

Beberapa calon mahasiswa menunda kuliah setelah gagal dalam tes masuk perguruan tinggi negeri, disebabkan oleh orang tuanya dan lingkungan yang beranggapan, bahwa kampus negeri adalah yang paling baik, paling bonafide, paling keren, dan jika masuk negeri adalah anak yang cerdas. Faktanya banyak kampus swasta memiliki kualitas yang tidak kalah bahkan lebih baik dari kampus negeri, dan mahasiswanya pun cerdas.

Tak Selamanya Kampus Negeri Lebih Murah Biayanya

Alasan kedua para orang tua menunda anaknya kuliah setelah tidak lolos tes kampus negeri adalah karena berpendapat bahwa kampus swasta biayanya lebih mahal dari kampus negeri. Benar, namun tidak selalu. Banyak Kampus swasta yang dengan kualitas bagus biayanyapun setara dengan kampus negeri. Beberapa universitas swasta memberikan beasiswa kepada siswa yang saat di SMAnya berprestasi dengan juara kelas maupun juara dalam bidang lain.

Menghindari Kegalauan Siapkan Biaya Kuliah Dengan 2 Alternatif, Kampus Negeri dan Kampus Swasta Jauh-Jauh Tahun.
Pada saat mempersiapkan biaya pendidikan, lakukan perhitungan untuk kampus swasta dan kampus negeri yang dituju. Siapkan dana dengan menggunakan dasar biaya kampus mana yang paling mahal.

Misalkan rencana memasukkan anak di fakultas kedokteran di Yogyakarta, UGM dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) bisa menjadi alternatif.
Perbandingan Biaya Kuliah Pendidikan Kedokteran di UGM dan UMY
UGM*
UMY**
UKT
UKT KU UGM
Semester
Biaya (Rp)
 UKT 6
 Rp 22.500.000
1
57.318.000
 UKT 5
 Rp 14.500.000
2
56.214.500
 UKT 4
Rp 10.857.000
3
39.856.000
 UKT 3
 Rp 7.250.000
4
41.317.000
UKT 2
 Rp 1.000.000
5
28.813.000
 UKT 1
 Rp 500.000
6
23683.000
 UKT 0   
 Rp 0    
7
24.864.000


8
26.862.500


Total
Rp 298.928.000
*Data biaya tahun ajaran 2016
**Data biaya tahun 2017/2018

Biaya masuk kuliah pendidikan Kedokteran di Universitas Gadjah Mada (UGM), dengan penghasilan orang tua sebesar Rp 10 juta dikenakan Uang Kuliah Tunggal (UKT) sebesar Rp 14.500.000,- perkiraan sampai lulus sebesar Rp 145.000.000,-, biaya di UMY sebesar Rp 298.928.000,-. Biaya tersebut belum termasuk  biaya hidup selama kuliah.

Maka dalam merencanakan biaya kuliah dapat digunakan biaya kuliah di UMY, sehingga jika tidak diterima di UGM, anak bisa langsung didaftarkan di kampus alternatif ke-2 yaitu UMY. Perlu selalu diingat, dalam menghitung biaya, harus memperhitungkan faktor inflasi, waktu penggunaan dana dan profil risiko.

Biaya pendidikan kedokteran tersebut hanyalah sebagai contoh, Anda dapat menyesuaikan dengan tujuan kuliah masing-masing anak. Yang terpenting adalah, lakukan perencanaan keuangan jauh-jauh tahun sejak Anda menikah atau sejak anak dalam kandungan. Merencanakan bukan berarti, “iya besok anak akan sekolah, kuliah,” namun yang di maksud merencanakan adalah :

  1. Menentukan sekolah tujuan dari pra sekolah hingga perguruan tinggi
  2. Mencari info biayanya, baik biaya pendidikan, maupun biaya hidup
  3. Mencari kenaikan biaya pendidikan dan biaya hidup di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi serta kota yang dituju
  4. Menghitung biaya-biaya tersebut saat anak masuk
  5. Mencari profil risiko investasi Anda
  6. Mencari instrumen investasi yang sesuai.
  7. Melakukan investasi sesuai hasil penghitungan, dengan disiplin, dan mengevaluasi hasil investasi secara rutin.


Nah, sekarang sudah memahami apa arti merencanakan, sehingga tidak ada lagi kegalauan dan buang-buang waktu dalam memilih perguruan tinggi. Rencanakan Dana pendidikan anak anda bersama Kami, SHILA FINANCIAL. Untuk Financial Check Up gratis, silakan kirim pesan dengan format " "fincheckup, alamat email" ke 085747588894. EMPOWERING YOUR FINANCIAL, SEMOGA BERMANFAAT !


Artikel telah ditayangkan di detik.com.

Popular posts from this blog

6 CIRI HIDUP MAPAN, KAMU TERMASUK NGGAK ?

Hidup mapan adalah dambaan dan kewajiban setiap orang. Karena kita diberi Allah kekayaan dan kecukupan, bukan kekayaan dan kemiskinan. Jadi siapa yang menjadikan kita miskin, adalah diri kita sendiri, akibat tidak merencanakan keuangan dengan baik, sehingga timpang dan tidak proporsional dalam membagi pos-pos keuangan. Beberapa contohnya karena tidak mengeluarkan hak Allah, pelit dalam berinfak sedekah, boros, dan banyak mengeluarkan harta secara sia-sia. Rejeki memang Allah yang memberi, namun manusialah yang seharusnya pandai mengatur agar cukup untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan baik di dunia dan akherat kelak, sehingga kemapanan dapat dicapai. Aidil Akbar Madjid dalam kata-kata mutiaranya menulis, jika hidupmu mapan, maka wajahmu (yang tak tampan) akan termaafkan. ” Sepakat, karena setelah mapan, ketampanan itu bisa diusahakan. So, jika hidupmu mapan, pasangan rupawanpun bukan sekedar impian. Ya kan? Banyak orang mengasosiasikan hidup mapan dengan aset yang dimili...

NAFKAH ANAK PASCA BERCERAI, TANGGUNGJAWAB SIAPA ?

Sering sekali, pasca cerai, mantan istri banting tulang bak roller coaster demi memenuhi kebutuhan anak-anaknya. Suami? Kan kita sudah cerai, dan kamu udah nikah lagi. Pernah dengar yang begini?  Lalu, sebenarnya kewajiban siapakah?  1. Secara syariah  Setiap manusia – selain Adam, Hawa, dan Isa–, tercipta dari satu ayah dan satu ibu. Karena itu, dalam aturan agama apapun, tidak ada istilah mantan anak, atau mantan bapak, atau mantan ibu. Karena hubungan anak dan orang tua, tidak akan pernah putus, sekalipun berpisah karena perceraian atau kematian. Berbeda dengan hubungan karena pernikahan. Hubungan ini bisa dibatalkan atau dipisahkan. Baik karena keputusan hakim, perceraian, atau kematian. Di sinilah kita mengenal istilah mantan suami, atau mantan istri. Dalam islam, kewajiban memberi nafkah dibebankan kepada ayah, dan bukan ibunya. Karena kepada keluarga, wajib menanggung semua kebutuhan anggota keluarganya, istri dan anak-anaknya. Keterang...

Wakaf, Mengapa Harus Menjadi Bagian dari Perencanaan Keuangan Muslim?

WAKAF Planning Menggunakan Produk Keuangan "Endowment". Saat ini Wakaf menjadi gerakan untuk menggalang dana beasiswa. Beberapa kampus di Indonesia, menerbitkan produk Reksadana Endowment, Deposito Endowment. Contohnya salah satu kampus di Jawa Barat & Jakarta bekerjasama dengan Manajer Investasi menerbitkan produk Reksadana Endowment, dimulai dari dana Lumpsum yang telah dimiliki, kemudian ditambah dana dari para alumni, mulai besaran 100rb, bahkan 10 ribu per penempatan. Imbal hasil atau keuntungan digunakan untuk membiayai UKT ataupun biaya hidup mahsiswa-mahasiwa yang kesulitan yang tidak tercover oleh beasiswa semacam bidikmisi dsb, sedangkan pokok, menjadi dana abadi yang semakin membesar. Bagaimana dengan Almamatermu? Sudahkah juga menerbitkan Reksadana Endowment? Dibawah adalah contoh Merencanakan Wakaf yang kita wajibkan dalam Perencanaan Keuangan seorang Muslim, dimana penyalurannya salah satunya melalui RD endowment. Mengapa Wakaf harus menjadi Bagian dari Per...