Skip to main content

MEMULIHKAN “ISI DOMPET” PASCA LIBURAN

ILA ABDULRAHMAN RFC®- AIDIL AKBAR MADJID & PARTNERS


Lebaran dan liburan sekolah telah usai. Sebentar lagi kita kembali disibukkan dengan rutinitas sehari-hari, ngantor, mengantar anak sekolah dan lain-lain. Liburan yang telah berlalu ternyata membuat sebagian kita lupa diri, dan menyebabkan pengeluaran membengkak, bahkan sampai menggunakan kartu kredit sebagai dana tambahan. Saatnya sekarang membenahi keuangan yang berantakan pasca liburan.

Pembengkakan ini lebih banyak disebabkan oleh kurang baiknya persiapan budget liburan, lapar mata, dan penggunaan kartu kredit dalam pembayaran, meski untuk sebagian orang, pembayaran dengan kartu akan menghemat dan membatasi pengeluaran, karena terbatasnya limit

Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membenahi keuanganpasca liburan.

Cross check Pengeluaran Selama Liburan
Coba lakukan cek list pada pengeluaran selama liburan dengan budget yang direncanakan, apakah banyak pengeluaran di luar budget yang direncanakan atau malah sisa. Sisa dapat disimpan untuk liburan periode berikutnya.

Membayar Hutang Untuk Pemulihan Keuangan
Jika ternyata liburan over budget, segera bayar hutang kelebihan biaya tersebut, termasuk jika menggunakan dana darurat keluarga, karena pemakaian dana darurat sifatnya adalah pinjaman.
Pemulihan keuangan dapat dilakukan dengan menggunakan gaji pertma setelah liburan.

Membuat Catatan Keuangan Setelah Liburan
Selanjutnya kembali disiplin melakukan pecatatan keuangan setelah liburan, agar terkontrol dan menghindari pengeluaran yang tidak perlu dan bersifat keinginan. Hal ini dilakukan agar  keuangan pasca liburan cepat recovery alias pulih dan tidak menambah “berdarah-darah”.

Mengontrol Pengeluaran Selanjutnya
Dari catatan pengeluaran lakukan kontrol pengeluaran, untuk mengetahui pengeluaran mana saja yang bisa ditekan, juga mana yang perlu di tambah. Misal jika biasanya sebelum liburan minum kopi seharga Rp. 25,000,-/cangkir, 3 kali/minggu, maka bisa dikurangi menjadi 1 kali/minggu, atau tetap 3 kali/minggu namun dengan kopi harga Rp. 5.000,-/cangkir. Sisa budget dialokasikan untuk mengembalikan dana yang terpakai selama liburan. 

Mencari Alternatif Lain
Mencari alternatif barang, benda lain yang senilai. Misal dalam hal konsumsi jika terbiasa masak daging sapi, bisa diganti dengan daging ayam, secara nilai, sama-sama sumber protein hewani, namun secara harga jauh lebih terjangkau, sehingga ada sisa dana yang dapat digunakan untuk memulihkan keuangan pasca lebaran.

Menghapus Pengeluaran
Dalam hal pemulihan keuangan, pengeluaran yang perlu dihapus adalah pengeluaran yang tidak bermanfaat, bermanfaat tapi hanya jangka pendek dan pengeluaran yang tidak menambah produktifitas. Tiap orang berbeda, jadi hanya Anda dan financial planner Anda sendiri yang dapat menentukan apakah pengeluaran tersebut bermanfaat atau tidak.
Untuk sebagian orang mungkin jalan-jalan di mall adalah pengeluaran yang tidak bermanfaat, tapi bagi sebagian yang lain adalah pengeluaran yang meningkatkan produktifitas, karena melihat peluang.

Menambah Penghasilan
Langkah selanjutnya yang dapat dilakukan adalah menambah penghasilan. Hal ini dapat dilakukan di luar jam kerja, misalnya dengan menjadi freelancer, bisnis online, transportasi online, memberi les, bikin kue, nulis artikel, berkebun bunga,  dll.
Banyak jalan untuk menambah penghasilan, asal mau, ibarat kata, banyak jalan menuju Roma.

Disiplin
Dari semua hal diatas disiplin adalah kunci keberhasilan. Sekali Anda tidak disiplin, maka jangan heran jika keuangan Anda pasca liburan berdarah-darah dalam jangka waktu yang lama. Diisiplinkan diri, karena meski : memang uang bukan segalanya, namun jangan karena keuangan yang tidak sehat, segalanya menjadi berantakan.

Nah, selamat memulihkan keuangan. Untuk tips-tips keuangan lainnya atau Q & A,  silakan subscribe di @shilafinancial. Semoga bermanfaat dan salam finansial !


Konsultasi dan Free Financial Check up : 085747588894.
Event & quotation : 08881851225


 Artikel telah ditayangkan di detik finance. 



Popular posts from this blog

6 CIRI HIDUP MAPAN, KAMU TERMASUK NGGAK ?

Hidup mapan adalah dambaan dan kewajiban setiap orang. Karena kita diberi Allah kekayaan dan kecukupan, bukan kekayaan dan kemiskinan. Jadi siapa yang menjadikan kita miskin, adalah diri kita sendiri, akibat tidak merencanakan keuangan dengan baik, sehingga timpang dan tidak proporsional dalam membagi pos-pos keuangan. Beberapa contohnya karena tidak mengeluarkan hak Allah, pelit dalam berinfak sedekah, boros, dan banyak mengeluarkan harta secara sia-sia. Rejeki memang Allah yang memberi, namun manusialah yang seharusnya pandai mengatur agar cukup untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan baik di dunia dan akherat kelak, sehingga kemapanan dapat dicapai. Aidil Akbar Madjid dalam kata-kata mutiaranya menulis, jika hidupmu mapan, maka wajahmu (yang tak tampan) akan termaafkan. ” Sepakat, karena setelah mapan, ketampanan itu bisa diusahakan. So, jika hidupmu mapan, pasangan rupawanpun bukan sekedar impian. Ya kan? Banyak orang mengasosiasikan hidup mapan dengan aset yang dimili...

NAFKAH ANAK PASCA BERCERAI, TANGGUNGJAWAB SIAPA ?

Sering sekali, pasca cerai, mantan istri banting tulang bak roller coaster demi memenuhi kebutuhan anak-anaknya. Suami? Kan kita sudah cerai, dan kamu udah nikah lagi. Pernah dengar yang begini?  Lalu, sebenarnya kewajiban siapakah?  1. Secara syariah  Setiap manusia – selain Adam, Hawa, dan Isa–, tercipta dari satu ayah dan satu ibu. Karena itu, dalam aturan agama apapun, tidak ada istilah mantan anak, atau mantan bapak, atau mantan ibu. Karena hubungan anak dan orang tua, tidak akan pernah putus, sekalipun berpisah karena perceraian atau kematian. Berbeda dengan hubungan karena pernikahan. Hubungan ini bisa dibatalkan atau dipisahkan. Baik karena keputusan hakim, perceraian, atau kematian. Di sinilah kita mengenal istilah mantan suami, atau mantan istri. Dalam islam, kewajiban memberi nafkah dibebankan kepada ayah, dan bukan ibunya. Karena kepada keluarga, wajib menanggung semua kebutuhan anggota keluarganya, istri dan anak-anaknya. Keterang...

Wakaf, Mengapa Harus Menjadi Bagian dari Perencanaan Keuangan Muslim?

WAKAF Planning Menggunakan Produk Keuangan "Endowment". Saat ini Wakaf menjadi gerakan untuk menggalang dana beasiswa. Beberapa kampus di Indonesia, menerbitkan produk Reksadana Endowment, Deposito Endowment. Contohnya salah satu kampus di Jawa Barat & Jakarta bekerjasama dengan Manajer Investasi menerbitkan produk Reksadana Endowment, dimulai dari dana Lumpsum yang telah dimiliki, kemudian ditambah dana dari para alumni, mulai besaran 100rb, bahkan 10 ribu per penempatan. Imbal hasil atau keuntungan digunakan untuk membiayai UKT ataupun biaya hidup mahsiswa-mahasiwa yang kesulitan yang tidak tercover oleh beasiswa semacam bidikmisi dsb, sedangkan pokok, menjadi dana abadi yang semakin membesar. Bagaimana dengan Almamatermu? Sudahkah juga menerbitkan Reksadana Endowment? Dibawah adalah contoh Merencanakan Wakaf yang kita wajibkan dalam Perencanaan Keuangan seorang Muslim, dimana penyalurannya salah satunya melalui RD endowment. Mengapa Wakaf harus menjadi Bagian dari Per...