Skip to main content

4 Tips Memulai Bisnis Ala Fulltime House Mom Versi "Anna Ways"


Tidak mudah seorang fulltime housemom memulai bisnis. Bingung, mulai darimana, modalnya, bisnis dalam bidang apa, dsb. Berikut 4 Tips menjadi Mompreneur Ala Anna Ways aka Teh Anna Yuliastanti :


  1. Miliki Motivasi

Memiliki MOTIVASI, dari rumah tetap harus menghasilkan “memiliki penghasilan”, untuk:

·   Menambah penghasilan keluarga

·   Membantu suami memenuhi kebutuhan keluarga

·   Membantu orang tua berhaji

·   Mensupport kebutuhan orang tua

·   Membantu anak yatim bersekolah, dll.


  1. Mulai dari yang Ada

Memulai awal bisnis dimulai dari tekad dan niat yang kuat serta tidak ada alasan untuk menundanya:Memulai awal bisnis dimulai dari tekad dan niat yang kuat serta tida ada alasan untuk menundanya:

·   Belum ada outlet, bisa dari teras atau garasi

·   Belum ada modal, bisa memulai dengan berkongsi

·   Belum ada media promosi, bisa menggunakan FB, twitter, instagram atau komunitas grup WA

·  Belum ada pembeli, coba share aja secara berkala memanfaatkan jam-jam ideal untuk posting


  1.  Koneksi dan Relasi

Mengoptimalkan pertemanan:

·   Siapa tahu diantara mereka ada yang punya barang yang bisa didagangkan

·   Siapa tahu diantara mereka ada yang butuh barang tersebut

·   Siapa tahu diantara mereka ada yang butuh naruh duit dan model bisnis kita cocok

·   Siapa tahu diantara mereka ada yang bisa mentoring

·   Siapa tahu diantara mereka ada yang.......dll.


  1. Bersabar terhadap Proses

Riset kecil kami, 7 dari 10 bisnis tumbang di tahun pertama, belajar dari hal tersebut:

·   Bersabar terhadap proses akan suatu bisnis,

·   Terus bangkit kembali ketika jatuh

·   Lakukan pembukuan yang baik

·   Jangan silau dengan omset, karena didalamnya ada modal bisnis

·   Atur keuangan, hak kita hanyalah gaji sebagai karyawan di bisnis yang kita jalankan

·   Ikuti prosesnya dengan sabar dan tawakkal, yaitu berserah setelah semua daya dan upaya dilakukan.


Sumber Selengkapnya: Klik Disini..

Stay Safe, Stay Healthy Life & Money.


𝐈𝐥𝐚 𝐀𝐛𝐝𝐮𝐥𝐫𝐚𝐡𝐦𝐚𝐧 𝐑𝐈𝐅𝐀®, 𝐑𝐅𝐂®

Perencana Keuangan


 


Popular posts from this blog

6 CIRI HIDUP MAPAN, KAMU TERMASUK NGGAK ?

Hidup mapan adalah dambaan dan kewajiban setiap orang. Karena kita diberi Allah kekayaan dan kecukupan, bukan kekayaan dan kemiskinan. Jadi siapa yang menjadikan kita miskin, adalah diri kita sendiri, akibat tidak merencanakan keuangan dengan baik, sehingga timpang dan tidak proporsional dalam membagi pos-pos keuangan. Beberapa contohnya karena tidak mengeluarkan hak Allah, pelit dalam berinfak sedekah, boros, dan banyak mengeluarkan harta secara sia-sia. Rejeki memang Allah yang memberi, namun manusialah yang seharusnya pandai mengatur agar cukup untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan baik di dunia dan akherat kelak, sehingga kemapanan dapat dicapai. Aidil Akbar Madjid dalam kata-kata mutiaranya menulis, jika hidupmu mapan, maka wajahmu (yang tak tampan) akan termaafkan. ” Sepakat, karena setelah mapan, ketampanan itu bisa diusahakan. So, jika hidupmu mapan, pasangan rupawanpun bukan sekedar impian. Ya kan? Banyak orang mengasosiasikan hidup mapan dengan aset yang dimili...

NAFKAH ANAK PASCA BERCERAI, TANGGUNGJAWAB SIAPA ?

Sering sekali, pasca cerai, mantan istri banting tulang bak roller coaster demi memenuhi kebutuhan anak-anaknya. Suami? Kan kita sudah cerai, dan kamu udah nikah lagi. Pernah dengar yang begini?  Lalu, sebenarnya kewajiban siapakah?  1. Secara syariah  Setiap manusia – selain Adam, Hawa, dan Isa–, tercipta dari satu ayah dan satu ibu. Karena itu, dalam aturan agama apapun, tidak ada istilah mantan anak, atau mantan bapak, atau mantan ibu. Karena hubungan anak dan orang tua, tidak akan pernah putus, sekalipun berpisah karena perceraian atau kematian. Berbeda dengan hubungan karena pernikahan. Hubungan ini bisa dibatalkan atau dipisahkan. Baik karena keputusan hakim, perceraian, atau kematian. Di sinilah kita mengenal istilah mantan suami, atau mantan istri. Dalam islam, kewajiban memberi nafkah dibebankan kepada ayah, dan bukan ibunya. Karena kepada keluarga, wajib menanggung semua kebutuhan anggota keluarganya, istri dan anak-anaknya. Keterang...

Wakaf, Mengapa Harus Menjadi Bagian dari Perencanaan Keuangan Muslim?

WAKAF Planning Menggunakan Produk Keuangan "Endowment". Saat ini Wakaf menjadi gerakan untuk menggalang dana beasiswa. Beberapa kampus di Indonesia, menerbitkan produk Reksadana Endowment, Deposito Endowment. Contohnya salah satu kampus di Jawa Barat & Jakarta bekerjasama dengan Manajer Investasi menerbitkan produk Reksadana Endowment, dimulai dari dana Lumpsum yang telah dimiliki, kemudian ditambah dana dari para alumni, mulai besaran 100rb, bahkan 10 ribu per penempatan. Imbal hasil atau keuntungan digunakan untuk membiayai UKT ataupun biaya hidup mahsiswa-mahasiwa yang kesulitan yang tidak tercover oleh beasiswa semacam bidikmisi dsb, sedangkan pokok, menjadi dana abadi yang semakin membesar. Bagaimana dengan Almamatermu? Sudahkah juga menerbitkan Reksadana Endowment? Dibawah adalah contoh Merencanakan Wakaf yang kita wajibkan dalam Perencanaan Keuangan seorang Muslim, dimana penyalurannya salah satunya melalui RD endowment. Mengapa Wakaf harus menjadi Bagian dari Per...