Skip to main content

Cara Menghitung Bunga KPR

Simak simulasi dan cara menghitung bunga KPR berdasarkan jenisnya. Mulai dari suku bunga KPR fixed, suku bunga KPR floating, hingga suku bunga KPR fixed & cap.


Saat mencicil rumah dengan KPR memang butuh komitmen kuat karena jelas akan mempengaruhi kemampuan finansial Anda.

RumahCom – Cara menghitung bunga KPR menjadi salah satu aspek yang wajib diperhatikan ketika Anda akan membeli rumah dengan cara dicicil melalui bank. Mengapa? Karena dengan begitu Anda bisa mengetahui bunga KPR mana yang lebih ringan, yang bisa disesuaikan dengan kemampuan finansial.

Sebab saat mencicil rumah dengan KPR memang butuh komitmen kuat karena jelas akan mempengaruhi kemampuan finansial Anda. Hal ini mengingat jangka waktu cicilan KPR yang lama, antara 5 sampai 20 tahun. Jika masih ragu-ragu dengan kemampuan Anda dalam mencicil pakai KPR, pelajari ilmunya di Rumah.com.

Pembahasan di dalam artikel ini tentang cara menghitung bunga KPR akan dibagi ke dalam poin-poin berikut:

  1. Jenis Suku Bunga KPR
  2. Suku Bunga KPR Fixed
    1. Kelebihan Suku Bunga KPR Fixed
    2. Kekurangan Suku Bunga KPR Fixed
  3. Suku Bunga KPR Floating
    1. Kelebihan Suku Bunga KPR Floating
    2. Kekurangan Suku Bunga KPR Floating
  4. Suku Bunga KPR Fix & Cap
  5. Cara Menghitung Bunga KPR
    1. Suku Bunga KPR Fixed
    2. Suku Bunga KPR Floating
    3. Suku Bunga KPR Capped

Yuk, langsung saja kita simak pembahasan lengkapnya di bawah ini.

1. Jenis Suku Bunga KPR

Langkah pertama, ketahui dulu jenis suku bunga KPR. Setidaknya terdapat tiga jenis bunga KPR yang dipakai dalam dunia lembaga perbankan. Seperti:

  1. Suku Bunga KPR Fixed atau Tetap
  2. Suku Bunga KPR Floating atau Mengambang
  3. Suku Bunga KPR Fix & Cap

Sesuai namanya, kedua suku bunga KPR ini memiliki sistem perhitungan dan pengertian berbeda. Dan selanjutnya simak keunggulan dan kerugian dari jenis suku bunga KPR fixedfloating, dan fix & cap.

2. Suku Bunga KPR Fixed

Keunggulan suku bunga KPR fixed bagi debitur KPR adalah kepastian angsuran. Berikut adalah keunggulan dan kerugian dari jenis suku bunga KPR fixed. Simak penjelasannya: 

a. Keunggulan Suku Bunga KPR Fixed

Berdasarkan pengertiannya, keunggulan suku bunga KPR fixed bagi debitur KPR adalah:

  • Kepastian angsuran. Nilai angsuran per bulan bisa sama atau tetap dari awal hingga akhir masa kredit. Dengan begitu, debitur tidak harus mengkhawatirkan risiko kenaikan suku bnga akibat perubahan pasar.
  • Jika ingin melunasi cicilan KPR di tengah masa pinjaman, debitur tidak akan dikenakan biaya penalti dan tidak akan diminta membayar biaya provisi (administrasi) sebesar 1%.
  • Sistem bunga ini akan menguntungkan jika kondisi ekonomi nasional fluktuatif. Karena saat suku bunga pasar naik, cicilan KPR Anda tidak berubah.

b. Kekurangan Suku Bunga KPR Fixed

Meski punya banyak keunggulan, suku bunga KPR fixed juga memiliki beberapa kekurangan. Misalnya:

  • Nilai angsurannya terkadang sedikit lebih tinggi jika dibandingkan suku bunga KPR saat ini.
  • Jika terjadi penurunan suku bunga perbankan karena kebijakan yang dikeluarkan oleh Sertifikat Bank Indonesia (SBI), debitur pun tidak bisa menikmatinya.
  • Apabila suku bunga pasar berada di bawah suku bunga tetap, maka suku bunga kredit menjadi lebih mahal sehingga pengurangan nilai cicilan tidak bisa diterapkan. Hal ini karena jumlah angsurannya telah dipatok tetap sejak awal cicilan.

3. Suku Bunga KPR Floating

Suku bunga KPR floating atau mengambang floating lebih cocok untuk calon debitur yang bisa mengambil risiko. Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan dari jenis suku bunga KPR floating. Simak penjelasannya:

a. Keunggulan Suku Bunga KPR Floating

Adapun keunggulan suku bunga KPR floating bagi debitur adalah:

  • Nilai plus suku bunga KPR floating yang fluktuatif dapat dirasakan jika terjadi penurunan suku bunga pasar, karena sudah pasti tingkat suku bunga kredit pun ikut turun.
  • Saat ini terjadi, besaran bunga yang harus dibayar pada periode itu menjadi lebih rendah daripada waktu sebelumnya.
  • Suku bunga KPR floating atau mengambang akan menguntungkan saat kondisi ekonomi negara sedang baik, karena besar kemungkinan suku bunga bergerak turun.

b. Kerugian Suku Bunga KPR Floating

Meski terdapat banyak keunggulan, suku bunga KPR floating juga punya banyak kekurangan Misalnya:

  • Kelemahannya adalah naik turunnya suku bunga itu sendiri. Pada kenyataannya, suku bunga KPR floating lebih sering naik daripada turun.
  • BI Rate, atau suku bunga acuan dari Bank Indonesia menjadi salah satu patokan dalam penetapan angka bunga kredit.
  • Faktor lain yang mengakibatkan naik turunnya suku bunga KPR floating adalah kebijakan pemerintah.

4. Suku Bunga Capped

Di luar suku bunga KPR fixed dan floating, bank juga menawarkan suku bunga terbatas atau yang biasa disebut capped. Yang dimaksud dengan suku bunga capped atau terbatas adalah suku bunga dibiarkan mengambang sesuai perkembangan pasar namun dibatasi oleh bank.

Misalnya, suku bunga saat ini 8.25% dan bank menawarkan suku bunga terbatas 10,5%. Ini berarti suku bunga KPR Anda akan mengikuti naik turunnya suku bunga pasaran namun saat suku bunga naik misalnya hingga 11%, maka bank akan menerapkan bunga maksimal 10,5% pada cicilan Anda.

5. Suku bunga gabungan

Suku bunga capped biasanya ditawarkan secara gabungan dengan fixed dan floating. Misalnya saat Anda mengajukan cicilan selama 15 tahun, ada bank yang menawarkan skema bunga fixed 5% tiga tahun pertama, capped 10,5% selama dua tahun, dan selanjutnya floating.

Ini berarti dalam tiga tahun pertama cicilan Anda, biarpun suku bunga pasar perbankan naik atau turun di bawah ataupun di atas 5%, bunga cicilan Anda adalah tetap sebesar 5%. Kemudian, pada tahun keempat dan kelima, bunga cicilan Anda akan mengikuti pasar tetapi tidak akan lebih dari 10,5%. Baru pada tahun keenam bunga cicilan Anda akan benar-benar tergantung situasi pasar.

Program bank seperti ini patut dipertimbangkan saat akan mengajukan KPR. Pasalnya debitur diringankan dengan nominal cicilan yang tentu jauh lebih rendah. Sehingga ada banyak waktu dan kesempatan untuk menabung dan mempersiapkan keuangan saat memasuki bunga fluktuatif.

5. Cara Menghitung Bunga KPR

Ketahui cara menghitung bunga KPR berdasarkan dua jenisnya yakni suku bunga KPR fixed dan suku bunga KPR floating. Berikut simulasi dan cara menghitung bunga KPR berdasarkan dua jenisnya yakni suku bunga KPR fixed dan suku bunga KPR floating.

a. Suku Bunga KPR Fixed

Untuk suku bunga KPR fixed, Anda bisa menghitung cicilan KPR per bulan dengan rumus = pokok kredit x bunga per tahun x tenor dalam satuan tahun : tenor dalam satuan bulan.

Simulasinya; Arnold hendak membeli rumah seharga Rp550 juta. Ia telah membayar uang muka sebesar Rp50 juta. Dengan demikian, ia mengajukan KPR untuk sisa harga rumah seteah dikurangi uang muka yakni sebesar Rp500 juta. Tenor yang ingin diambil selama 10 tahun dengan suku bunga KPR tetap 11%. Maka cara menghitung total angsuran per bulannya adalah sebagai berikut: P x i x t / jumlah bulan. P=Plafon atau pokok pinjaman, i=besaran suku bunga, t=tenor atau jangka waktu pinjaman (dalam tahun).

Maka, jika merujuk pada contoh kasus Arnold di atas, maka cicilan per bulannya adalah sebagai berikut:

8052 1

b. Suku Bunga KPR Floating

Untuk lebih jelasnya, Anda bisa untuk hitung sendiri cicilan rumah idaman melalui Kalkulator KPR di Rumah.com 

Sementara dalam sistem floating, cara menghitung suku bunga KPR sudah pasti berubah menyesuaikan suku bunga pasar.

Simulasinya; Arnold mengajukan KPR untuk rumah dengan harga Rp500 juta. Tenor yang ingin diambil selama 10 tahun dengan suku bunga KPR fluktuatif sebesar 9% dari tahun ke-1 sampai ke-3. Sedangkan di tahun ke-4 sampai ke-6 naik menjadi 12%. Berikut perhitungannya.

8052 2

Begitu seterusnya hingga akhir masa cicilan. Jika kemudian suku bunga perbankan turun, maka suku bunga KPR juga akan turun. Hal ini sering terjadi.

Sumber: Klik disini!

Popular posts from this blog

6 CIRI HIDUP MAPAN, KAMU TERMASUK NGGAK ?

Hidup mapan adalah dambaan dan kewajiban setiap orang. Karena kita diberi Allah kekayaan dan kecukupan, bukan kekayaan dan kemiskinan. Jadi siapa yang menjadikan kita miskin, adalah diri kita sendiri, akibat tidak merencanakan keuangan dengan baik, sehingga timpang dan tidak proporsional dalam membagi pos-pos keuangan. Beberapa contohnya karena tidak mengeluarkan hak Allah, pelit dalam berinfak sedekah, boros, dan banyak mengeluarkan harta secara sia-sia. Rejeki memang Allah yang memberi, namun manusialah yang seharusnya pandai mengatur agar cukup untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan baik di dunia dan akherat kelak, sehingga kemapanan dapat dicapai. Aidil Akbar Madjid dalam kata-kata mutiaranya menulis, jika hidupmu mapan, maka wajahmu (yang tak tampan) akan termaafkan. ” Sepakat, karena setelah mapan, ketampanan itu bisa diusahakan. So, jika hidupmu mapan, pasangan rupawanpun bukan sekedar impian. Ya kan? Banyak orang mengasosiasikan hidup mapan dengan aset yang dimili...

NAFKAH ANAK PASCA BERCERAI, TANGGUNGJAWAB SIAPA ?

Sering sekali, pasca cerai, mantan istri banting tulang bak roller coaster demi memenuhi kebutuhan anak-anaknya. Suami? Kan kita sudah cerai, dan kamu udah nikah lagi. Pernah dengar yang begini?  Lalu, sebenarnya kewajiban siapakah?  1. Secara syariah  Setiap manusia – selain Adam, Hawa, dan Isa–, tercipta dari satu ayah dan satu ibu. Karena itu, dalam aturan agama apapun, tidak ada istilah mantan anak, atau mantan bapak, atau mantan ibu. Karena hubungan anak dan orang tua, tidak akan pernah putus, sekalipun berpisah karena perceraian atau kematian. Berbeda dengan hubungan karena pernikahan. Hubungan ini bisa dibatalkan atau dipisahkan. Baik karena keputusan hakim, perceraian, atau kematian. Di sinilah kita mengenal istilah mantan suami, atau mantan istri. Dalam islam, kewajiban memberi nafkah dibebankan kepada ayah, dan bukan ibunya. Karena kepada keluarga, wajib menanggung semua kebutuhan anggota keluarganya, istri dan anak-anaknya. Keterang...

Wakaf, Mengapa Harus Menjadi Bagian dari Perencanaan Keuangan Muslim?

WAKAF Planning Menggunakan Produk Keuangan "Endowment". Saat ini Wakaf menjadi gerakan untuk menggalang dana beasiswa. Beberapa kampus di Indonesia, menerbitkan produk Reksadana Endowment, Deposito Endowment. Contohnya salah satu kampus di Jawa Barat & Jakarta bekerjasama dengan Manajer Investasi menerbitkan produk Reksadana Endowment, dimulai dari dana Lumpsum yang telah dimiliki, kemudian ditambah dana dari para alumni, mulai besaran 100rb, bahkan 10 ribu per penempatan. Imbal hasil atau keuntungan digunakan untuk membiayai UKT ataupun biaya hidup mahsiswa-mahasiwa yang kesulitan yang tidak tercover oleh beasiswa semacam bidikmisi dsb, sedangkan pokok, menjadi dana abadi yang semakin membesar. Bagaimana dengan Almamatermu? Sudahkah juga menerbitkan Reksadana Endowment? Dibawah adalah contoh Merencanakan Wakaf yang kita wajibkan dalam Perencanaan Keuangan seorang Muslim, dimana penyalurannya salah satunya melalui RD endowment. Mengapa Wakaf harus menjadi Bagian dari Per...